Kamis, 16 Juni 2011

ESCHERICHIA COLI PENYEBAB PENYAKIT DIARE

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang
Bakteri merupakan salah satu makhluk hidup yang jumlahnya banyak disekitar kita. Bakteri pun berada di mana-mana. Di tempat yang paling dekat dengan kita pun juga terdapat bakteri contohnya saja tas, buku, pakaian, dan banyak hal lainnya. Maka dari itu bakteri merupakan penyebab penyakit yang cukup sering terjadi. Karena banyaknya manusia yang mengabaikan penyakit tersebut karena terkadang gejala awal yang diberikan ada gelaja awal yang biasa saja. Maka dari itu alangkah baiknya jika kita masyarakat dapat mengetahui bagaimana cara bakteri itu menginfeksi dan gejala-gejala apa yang akan dberikannya.
Banyaknya manusia yang mulai tidak begitu peduli dengan gejala awal terjangkitnya bakteri salah satunya adalah pada saluran pencernaan. Saluran pencernaan adalah saluran yang sangat berperan dalam tubuh. Jika saluran pencernaan terganggu akan cukup mengganggu aktivitas tubuh saat itu. Tapi banyak masyarakat yang tidak peduli dengan penyakit yang ditimbulkan. Misalnya saja penyakit yang dapat ditimbulkan oleh bakteri ada diare, gejala awalnya ada kondisi perut yang tidak enak gejala awalnya cukup biasa tetapi jika terlalu didiamkan akan membuat kondisi itu menjadi akut dan fatal. Maka dari itu, bakteri merupakan penyebab penyakit yang cukup banyak pada saat ini.












BAB II
ISI
Patogenesis Bakteri
Patogenisitas adalah kemampuan untuk menghasilkan penyakit pada organisme inang. Mikroba mengungkapkan patogenisitas mereka dengan cara virulensi, sebuah istilah yang mengacu pada tingkat patogenisitas mikroba. Oleh karena itu, faktor-faktor penentu virulensi patogen adalah salah satu dari genetik atau biokimia atau struktural fitur-fiturnya yang memungkinkan untuk menghasilkan penyakit pada inang.

• Yang mendasari Mekanisme Patogenisitas Bakteri
1. Invasiveness adalah kemampuan untuk menyerang jaringan. Ini meliputi mekanisme untuk kolonisasi (kepatuhan dan multiplikasi awal), produksi zat ekstraselular yang memfasilitasi invasi (invasins) dan kemampuan untuk memotong atau mengatasi mekanisme pertahanan inang.
2. Toxigenesis adalah kemampuan untuk menghasilkan racun. Bakteri dapat menghasilkan dua jenis racun disebut exotoxins dan endotoksin.
a. Exotoxins adalah racun yang dilepaskan dari sel bakteri dan dapat bertindak di bagian jaringan yang menghapus situs pertumbuhan bakteri.
b. Endotoksin dapat dilepaskan dari pertumbuhan sel-sel bakteri hasil dari pertahanan inang efektif (misalnya lisozim) atau kegiatan antibiotik tertentu.

Escherichia coli penyebab diare
a. Ciri-ciri:
• Berbentuk batang
• Bakteri gram negatif
• Tidak memiliki spora
• Memiliki pili
• Anaerobik fakultatif
• Suhu optimum 370C
• Flagella peritrikus
• Dapat memfermentasi karbohidrat dan menghasilkan gas
• Patogenik, menyebabkan infeksi saluran kemih







Gambar 1. Esherichia coli

b. Habitat
Habitat utama Escherichia coli adalah dalam saluran pencernaan manusia tepatnya di saluran gastrointestinal dan juga pada hewan berdarah hangat. Bakteri ini termasuk umumnya hidup pada rentang 20-40 derajat C, optimum pada 37 derajat. Total bakteri ini sekitar 0,1% dari total bakteri dalam saluran usus dewasa.

c. Virulensi dan Infeksi
Penyebab diare dan Gastroenteritis (suatu peradangan pada saluran usus). Infeksi melalui konsumsi air atau makanan yang tidak bersih. Racunnya dapat menghancurkan sel-sel yang melapisi saluran pencernaan dan dapat memasuki aliran darah dan berpindah ke ginjal dan hati. Menyebabkan perdarahan pada usus, yang dapat mematikan anak-anak dan orang tua. E. coli dapat menyebar ke makanan melalui konsumsi makanan dengan tangan kotor, khususnya setelah menggunakan kamar mandi. Solusi untuk penyebaran bakteri ini adalah mencuci tangan dengan sabun.


d. Patogenesis
Untuk Escherichia coli, penyakit yang sering ditimbulkan adalah diare. E. coli sendiri diklasifikasikan berdasarkan sifat virulensinya dan setiap grup klasifikasinya memiliki mekanisme penularan yang berbeda-beda.


a. E. Coli Enteropatogenik (EPEC)
E. coli ini menyerang manusia khususnya pada bayi. EPEC melekatkan diri pada sel mukosa kecil. Faktor yang diperantarai oleh kromosom akan menimbulkan pelekatan yang kuat. Pada usus halus, bakteri ini akan membentuk koloni dan menyerang pili sehingga penyerapannya terganggu. Akibatnya adalah adanya diare cair yang biasanya sembuh diri tetapi dapat juga menjadi kronik. EPEC sedikit fimbria, ST dan LT toksin, tetapi EPEC menggunakan adhesin yang dikenal sebagai intimin untuk mengikat inang sel usus. Sel EPEC invasive (jika memasuki sel inang) dan menyebabkan radang.

b. E. Coli Enterotoksigenik (ETEC)
Faktor kolonisasi ETEC yang spesifik untuk menimbulkan pelekatan ETEC pada sel epitel usus kecil. Lumen usus terengang oleh cairan dan mengakibatkan hipermortilitas serta diare, dan berlangsung selama beberapa hari. Beberapa strain ETEC menghasilkan eksotosin tidak tahan panas. Prokfilaksis antimikroba dapat efektif tetapi bisa menimbulkan peningkatan resistensi antibiotic pada bakteri, mungkin sebaiknya tidak dianjurkan secara umum. Ketika timbul diare, pemberian antibiotic dapat secara efektif mempersingkat lamanya penyakit. Diare tanpa disertai demam ini terjadi pada manusia, babi, domba, kambing, kuda, anjing, dan sapi. ETEC menggunakan fimbrial adhesi (penonjolan dari dinding sel bakteri) untuk mengikat sel – sel enterocit di usus halus. ETEC dapat memproduksi 2 proteinous enterotoksin: dua protein yang lebih besar, LT enterotoksin sama pada struktur dan fungsi toksin kolera hanya lebih kecil, ST enterotoksin menyebabkan akumulasi cGMP pada sel target dan elektrolit dan cairan sekresi berikutnya ke lumen usus. ETEC strains tidak invasive dan tidak tinggal pada lumen usus.



c. E. Coli Enterohemoragik (EHEC)
Menghasilkan verotoksin, dinamai sesuai efek sitotoksinya pada sel Vero, suatu sel hijau dari monyet hijau Afrika. Terdapat sedikitnya dua bentuk antigenic dari toksin. EHEC berhubungan dengan holitis hemoragik, bentuk diare yang berat dan dengan sindroma uremia hemolitik, suatu penyakit akibat gagal ginja akut, anemia hemolitik mikroangiopatik, dan trombositopenia. Banyak kasus EHEC dapat dicegah dengan memasak daging sampai matang. Diare ini ditemukan pada manusia, sapi, dan kambing.

d. E. Coli Enteroinvansif (EIEC)
Menyebabkan penyakit yang sangat mirip dengan shigellosis. Memproduksi toksin Shiga, sehingga disebut juga Shiga-toxin producing strain(STEC). Toksin merusak sel endotel pembuluh darah, terjadi pendarahan yang kemudian masuk ke dalam usus. EIEC menimbulkan penyakit melaluii invasinya ke sel epitel mukosa usus.

e. E. Coli Enteroagregatif (EAEC)
Menyebabkan diare akut dan kronik pada masyarakat di Negara berkembang. Bakeri ini ditandai dengan pola khas pelekatannya pada sel manusia. EAEC menproduksi hemolisin dan ST enterotoksin yang sama dengan ETEC.

e. Penularan
Penularan pada bakteri ini adalah dengan kontak dengan tinja yang terinfeksi secara langsung, seperti :
- makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah dicemari oleh serangga atau kontaminasi oleh tangan yang kotor
- Tidak mencuci tangan dengna bersih setelah selesai buang air besar atau membersihkan tinja yang terinfeksi, sehingga kontaminasi perabotan dan alat-alat yang dipegang.


BAB III
PENUTUP
III. 1 Kesimpulan
Bakteri merupakan makhluk hidup yang memiliki variasi atau keberagaman. Karena perbedaan spesies. Ada yang terdapat pada usus halus tentu saja pada saluran pencernaan. Pada saluran pencernaan umumnya mereka dapat berpengaruh pada feses manusia dan umumnya menyebabkan diare walaupun tidak hanya itu saja. Cara infeksinya berbeda-beda dan pengobatannya pun juga berbeda-beda.

III. 2. Saran
Bakteri makhluk kecil yang jarang kita sadari keberadaanya. Maka jika terjangkit salah satu penyakit dari bakteri kita jangan meremehkan gejala awal yang dialami karena umumnya gejala awalnya sangat biasa. Karena jika diremehkan bisa saja menjadi akut. Harus mengikuti tahap-tahap pencegahan yaitu dengan menjaga kebersihan diri.

Sabtu, 04 Juni 2011

mempercantik bLog kita

Blog kita akan terasa lebih cantik apabila di isi dengan berbagai hiasan seperti jam, buku tamu, yahoo emotion, tukaran link, beberapa logo, dan juga lain2 sebagainya. sebetulnya hiasan ini bisa kita dapatkan dengan cara mudah karena hiasan ini sebetulnya free, jadi apabila anda melihat blog yang ada hiasan seperti jam atau lain2 anda tinggal menklik saja hiasan itu maka kita akan dibawa ke web penyedia hiasan itu. tapi sebelum kita mengambil hiasan itu sudah pasti terlebih dahulu kita harus melakukan registrasi.
Untuk masalah hiasan saya akan memberikan beberapa contoh saja. karena saya yakin yang lainnya anda pasti akan bisa setelah mempelajari dikit demi sedikit tentang kode HTML yang ada dari hiasan itu.

Memberikan Hiasan Jam pada Blog kita. caranya adalah
:
  1. Silahkan klik link berikut –>http://clocklink.com
  2. Jika sudah berada pada situs tersebut, pilih menu Gallery pada sebelah kiri homepage clocklink (atau klik world clock untuk hiasan jam dengan tampilan peta dunia).
  3. Pada menu Gallery silahkan anda melihat-lihat dulu model dari jam yang tersedia, yaitu mulai dari Analog, Animal, Animation, dll
  4. Jika di rasa sudah menemukan model jam yang anda sukai, klik tulisan View HTML tag yang berada di bawah jam yang anda sukai tadi
  5. Klik tombol yang bertuliskan Accept
  6. Pilih waktu yang sesuai dengan tempat anda di samping tulisan TimeZone. Contoh : untuk indonesia bagian barat pilih GMT +7:00
  7. Set ukuran jam yang anda sukai di samping tulisan size
  8. Copy kode HTML yang di berikan pada notepad
  9. Paste kode HTML yang di copy tadi pada tempat yang anda inginkan
  10. Selesai
Memasang Buku Tamu pada Blog :
  1. Daftar terlebih dahulu di www.shoutmik.com
  2. Setelah daftar pada kolom yang berjudul style, klik menu appearance
  3. Silahkan klik menu pulldown di samping tulisan Load From Preset untuk mengatur tampilan buku tamu anda, silahkan pilih yang sesuai dengan keinginan anda. Jika sudah selesai klik Save Setting.
  4. Untuk mendapatkan kode HTML dari shoutbox anda, silahkan klik Use Shoutbox yang berada di bawah menu Quick Start
  5. Klik tulisan Place Shoutbox on web page. Isi lebar dan tinggi shoutbox yang di inginkan
  6. Copy seluruh kode HTML yang ada pada text area yang berada di bawah tulisan Generated Codes, lalu simpan di program Notepad anda
  7. Klik Log out yang berada di atas layar anda untuk keluar dari halaman shoutmix anda. Silahkan close situs tersebut.
  8. Selesai
Untuk menempatkan kode HTML shoutbox tadi pada blog anda, silahkan ikuti langkah-langkah berikut ini.
Untuk blogger dengan template klasik :
  • Log in terlebih dahulu ke blogger.com dengan id anda
  • Klik menu Template
  • Klik Edit HTML
  • Paste kode HTML shoutbox anda yang telah di copy pada notepad tadi di tempat yang anda inginkan
  • Untuk jelasnya saya ambil contoh dengan shoubox milik saya, untuk menempatkannya tinggal klik Edit pada browser lalu pilih Find (on this page).. trus tuliskan kata buku tamu lalu klik find, maka kita akan langsung di bawa ke tulisan tersebut. Jika sudah ketemu tulisan tadi silahkan paste kode HTML shoutbox nya.
  • Klik tombol Preview untuk melihat perubahan yang kita buat.
  • Jika sudah cocok dengan perubahan tadi, klik Save Template Changes
  • Selesai
Sedikit Clue, agar shoutbox anda sesuai dengan ukuran lebar sidebar , anda bisa merubah ukuran lebar ataupun tinggi dari shoutbox , caranya anda tinggal merubah angka Width (untuk lebar) dan Height (untuk tinggi) dari dalam kode HTML shoutbox tersebut.
Untuk Blogger baru :
  • Silahkan Login dengan id anda
  • Klik menu Layout
  • Klik Page Element
  • Klik Add a Page Element
  • Klik tombol Add to Blog yang berada di bawah tulisan HTML/JavaScript
  • Tuliskan judul shoutbox anda pada form title. Contoh : Buku tamu ku, atau my guestbook atau apa saja yang anda suka
  • Copy paste kode HTML shoutbox anda di dalam form Content
  • Klik tombol Save Changes
  • Drag & Drop element yang telah anda buat tadi di tempat yang di sukai
  • Tekan tombol Save
  • Selesai
Selamat mencoba !
Sebagai tambahan, guestbook yang sering dipakai para blogger lainnya :
  • http://cbox.ws
  • http://oggix.com
Untuk langkah-langkahnya hampir sama dengan langkah diatas.
Pasang Statistik atau Tracker
  1. Silahkan klik di sini untuk menuju menuju situs http://sitemeter.com
  2. klik tulisan Sign Up untuk melakukan pendaftaran
  3. klik tombol bertuliskan Next
  4. Klik tombol Next lagi
  5. Isi semua tabel yang ada lalu klik tombol Next lagi
  6. Isi lagi tabel yang ada, lalu klik tombol Next lagi
  7. klik tombol Next lagi
  8. klik tombol Next lagi ( cape dech next..next melulu)
  9. Setelah ada keterangan proses sign up selesai, anda harus melakukan veryfikasi, silahkan buka email yg anda berikan
  10. Buka email yang datang dari sitemeter.com, di dalamnya ada username dan password anda untuk login ke sitemeter.com
  11. Silahkan login dengan id anda
  12. Bila sudah login, Klik menu Manager
  13. Klik Menu Meter Style untuk memilih gaya dari site meter anda
  14. Pilih style yang anda sukai, kemudian klik tombol Select
  15. Klik menu HTML Code
  16. Klik tulisan Adding site Meter to a Blogger.com Site
  17. copy semua kode HTML yang di berikan lalu paste pada Notepad
  18. Klik menu Logout untuk keluar dari situs tersebut
  19. Selesai, tinggal memasukan kode yang kita dapat ke dalam blog kita
Sekarang tugas kita adalah memasukan kode yang sudah kita dapat ke dalam blog, ikuti langkah- langkah berikut :
khusus blog dengan template klasik :
  1. Sign in di blogger dengan id anda
  2. Klik menu TEMPLATE
  3. Klik Edit HTML
  4. Klik Edit (yang ada pada bar menu browser anda)
  5. Klik Find (on this page)… –> untuk mempercepat pencarian
  6. Tuliskan kata dimana anda ingin tempatkan, contoh di blog saya adalah blogger (karena dekat dengan tombol blogger) klik Find
  7. Copy & paste kode yang telah di simpan di notepad tadi, lalu klik tombol Preview untuk melihat perubahan yang terjadi
  8. Jika sudah cocok dengan perubahan tadi, Klik Save Template Changes. Selesai

Jumat, 03 Juni 2011

resep MaKanan

Resep Masakan - Resep Pudding Kacang Hijau


Bahan :

  • 250 gr Kacang hijau, rendam semalam dan kukus hingga empuk
  • 1000 cc santan kental
  • 250 gr gula pasir
  • 150 cc putih telur
  • 2 bungkus agar putih
  • pewarna makanan coklat
  • garam secukupnya
Cara membuat:
  • Rebus semua baha kecuali kacang hijau hingga mendidih
  • Kocok putih telur hingga mengental
  • Masukkan bahan yang telah direbus kedalam kocokan putih telur
  • Masukkan kacang hijau
  • Siapkan cetakan kemudian basahi dengan air hingga merata
  • Ambil sebagian adonan putih dan masukkan ke loyang sebagai bahan dasar
  • Masukkan sebagian adonan coklat baru sisa adonan putih
  • Terakhir masukkan adonan coklat diatasnya.
  • Dinginkan dalam kulkas
  • Sajikan setelah mengeras.
Resep puding coklat

Bahan :
  • 100 gr Coklat bubuk
  • 1 1/2 ltr Susu segar
  • 200 gr Gula pasir
  • 2 bungkus Agar - agar bubuk putih
  • 4 btr Kuning telur (kocok)
Cara Membuat :
  • Larutkan coklat bubuk dengan sedikit susu.
  • Masak sisa susu bersama dengan gula pasir dan agar - agar bubuk.
  • Tambahkan larutan coklat kedalamnya, masak hingga mendidih.
  • Ambil sedikit adonan susu tersebut dan tuang kedalam kocokan telur, aduk rata.
  • Tuangkan kembali kedalam adonan susu, rebus hingga mendidih.
  • Angkat dan aduk - aduk hingga uapnya hilang.
  • Tuangkan kedalam cetakan yang sudah dibasahi air.
  • Biarkan hingga mengeras, simpan dalam lemari pendingin.
  • Sajikan puding dalam keadaan dingin.. 
  Resep kue coklat karamel


Bahan 1:
  • 460 gr gula pasir
  • 100 gr air
  • 6 butir kuning telur
  • 6 butir putih telur
bahan 2 :
  • 140 gr tepung terigu
  • 60 gr coklat bubuk
  • 100 gr mentega, lelehkan
Custard :
  • 50 gr gula pasir
  • 6 butir kuning telur
  • 500 ml susu cair
Cara membuat :
  • Panaskan 300 gr gula pasir hingga menjadi karamel, tuangi air kemudian aduk hingga kental
  • Tuang ke dalam mangkuk tahan panas beroles mentega
Custard :
  • Campur semua bahan dan aduk rata hingga gula pasir larut.
  • Tuang kedalam karamel kemudian tim dalam oven hingga matang.
Kue :
  • Kocok 100 gr gula pasir dan kuning telur hingga mengembang.
  • Kocok 60 gr gula pasir dan putih telur kemudian aduk rata
  • Tambahkan bahan 2, aduk rata dan tuang ke atas custard.
  • Panggang dalam api atas selama 20 menit.
  • Angkat lalu panggang kembali dengan api bawah selama 10 menit.
  • Hias dengan potongan buah segar.
  • Sajikan

Sabtu, 28 Mei 2011

jenis leukosit


BAB I
PENDAHULUAN
Lekosit (sel darah putih) adalah sel darah yang tidak berwarna, tidak memiliki inti dan tidak memiliki bentuk yang tetap. Rata-rata jumlah sel darah putih yang normal pada manusia adalah rata-rata 5000sel/mm3. Apabila jumlahnya lebih dari 12000 disebut lekositosis sedangkan apabila kurang dari 5000 disebut lekopenia. (Efendi,2003)
Pengamatan sel darah putih secara mikroskopis akan terlihat seperti terdapat tetesan setengah cair yang disebut granula spesifik (granulosit). Granulosit spesifik tersebut memiliki sitoplasmadan bentuk inti yang bervariasi. Selain itu ada juga yang tidak bergranula yang dicirikan dengan sitoplasma yang homogen dengan inti berbentuk bulat atau bentuk ginjal (Effendi,2003)
Sel darah putih (lekosit) dapat dibagi menjadi dua kelompok besar berdasarkan fungsinya fagosit dan monosit. Granulosit yang mencakup tiga jenis sel netrofil (polimorfo-nuklear), eosinofil, dan basofil bersama dengan monosit membentuk kelompok fagosit. Hanya sel fagosit dan limfosit matur ditemukan dalam sel darah normal. (Kapita Selekta, edisi 4, hal 104)
Fungsi fagosit dan imunosit dalam melindungi tubuh terhadap infeksi terkait erat engan dua sistem protein terlarut dalam tubuh , yaitu immunoglobulin dan komplemen. Protein-pritein tersebut yang juga dapat terlibat dalam penghancuran sel darah yang normal (Kapita Selekta, edisi 4, hal 104)

·               
BAB II
ISI
Granulosit merupakan salah satu jenis sel darah putih atau leukosit  yang memiliki granula. Secara umum granulosit memliki peranan sepeti leukosit pada umumnya, yaitu berperan dalam prtahanan seluler dan hormonal organisme terhadap zat-zat asing. Granulosit pada keadaan hidup terlihat seperti tetesan setengah cair, bersitoplasma dan didalamnya terdapat inti yang berfariasi.
Berdasarkan afinitas granula terhadap zat warna netral, basa dan asam, granulosit dibedakan menjadi tiga, yaitu :
Ö        Basofil
Ö        Eosinofil
Ö        Neutrofil

 Pembentukan fagosit netrofil dan monosit. Eosinofil dan basofil juga dibentuk dalam sumsum tulang dengan suatu proses yang serupa dengan netrofil (Kapita Selekta Hemotologi Oleh: Hoffbrand, AV. Petit, JE, Moss, PAH, Setiawan, Lyana (terj: Mahanani, Dewi Asih) (Ed. Jakarta: EGC, 2005.cet. ke-1 Ed. 4) Hal. 104

A.    BASOFIL
Basofil adalah salah satu bentuk granulosit (lekosit yang bergranula) dengan jumlah paling sedikit, yaitu 0,01-0,3% dalam sirkulasi lekosit. Basofil berperan dalam sistem kekebalan tubuh dan  reaksi alergi, seperti asma. Saat teraktivasi basofil dapat mensekresikan histamine, heparin, kondroitin, elastase, lisofosfolipase, leukotriena dan beberapa macam sitokina.
Sel ini jarang di temukan dalam darah tepi normal. Sel ini mempunyai banyak granula sitoplasma yang gelap, menutupi inti, serta mengandung heparin dan histamine, Didalam jaringan, basofil berubah menjadi sel mast.
  1. Karakteristik
·                   
B.     EOSINOFIL
Eosinofil berjumlah 1-6% lekosit darah. Eosinofil berperan dalam pengendalian mekanisme alergi, pertahanan terhadap parasit multiseluler, dan pembuangan fibrin yang terbentuk selama inflamasi, karena adanya profibrinolisin. Eosinofil juga memfagisitosis kompleks antigen dan antibodi, yang merupakan fungsi eosinofil untuk melakukan fagositosis kompleks antigen dan antibodi. Eosinofil ditemukan dalam medulla oblongata, sambungan antara korteks otak besar dan timus, dalam saluran pencernaan, ovarium, uterus dan limpa. Eosinofil terbentuk dalam proses haematopoeisis dalam sumsum tulang lalu bermigrasi ke dalam sirkulasi darah.
Eosinofil mengandung beberapa zat bersifat toksik terhadap parasit dan jaringan tubuh. Beberapa zat tersebut antara lain seperti histamine, eosinfil peroksidase ribonuklease, deoksiribonuklease, lipase dan beberapa asam amino yang dibentuk setelah eosinofil teraktifasi  dalam proses degranulasi. Dalam kondisi normal eosinofil yang ditemukan dalam paru, esophagus, kulit dan organ dalam lainnya merupakan suatu pertanda terjadinya suatu gangguan. Eosinofil dalam sirkulasi darah dapat bertahan selama 8-12 jam, namun dalam keadaan tanpa stimulasi dapat bertahan selama 8-12 hari.
1.      Karakteristik
·        Ukuran                   : 12-17 mm
·        Bentuk                   : bulat
·        Warna sitologi        : kemerahan
·        Granularitas            : Granula           : ada
                                      Jumlah            : banyak
Ukuran          : sama besar
Bentuk          ; bulat
Warna           : orange kemerahan, kuning mengkilat atau              broncze.
·        Inti                         : Butir               : tidak ada.
  Jumlah            : 2-3 lobi
  Membran       : ada
  Bentuk           : bersegmen
  Letak             : central/eksentrik
  Warna            : kebiruan-biruan (agak pucat)
·        Kromatin                : kasar
·        Nukleolus               : -
·        Distribusi                : sekitar 1-6% dalam sel darah putih
C. NETROFIL
Netrofil merupakan granulosit dengan jumlah terbanyak dalan darah, yaitu 60-70%. Tidak mengandung reticulum endoplasma. Lama hidup dalam darah sekitar 10 jam. Berperan dalam pertahanan tubuh terhadap infeksi bakteri dan proses peradangan kecil lainnya. Neutrofil memiliki sifat fagositik yang mirip dengan makrofag sehingga dapat dengan aktif memfagositosis partikel asing yang berukuran kecil.
Neutrofil memiliki berbagai substansi beracun yang mengandung bahan pengoksidasi kuat, seperti hydrogen peroksida, oksigen radikal bebas, dan hipoklorit. Dalam keadaan normal sumsum tulang orang dewasa dapat memproduksi 100 miliyar neutrofil sehari. Neutrofil akan mengalami enam tahap morfologi diluar sumsum tulang, yaitu:
1.   Karakteristik :
·                    Diameter          : 12 um
·                    inti                    : satu buah didalamnya terdapat 2-5 lobus
·                    Mitokondria     : sedikit
·                    Sitoplasma        : mengandung banyak granula spesifik
·                    Warna              : salmon pinkoleh campuran jenis romanovky
·                    Distribusi          : 60-70%
Ada dua bentuk netrofil, yaitu:
a. Netrofi batang ( Band atau non filament netrofil)
Karakteristik
·              Ukuran             : 10-15  mm
·              Inti sel              : Letak                          : central/eksentrik
Bentuk                      : batang
Warna                       : biru keunguan
Kromatin                   : kasar bergerombol
Membran inti             : tidak ada
·              Sitoplasma        : Luas               : relative lebih lebar
b.Netrofil segmen (lekosit PMN)
·              Besar               : 10-15 mm
·              inti sel               : letak               : central / eksentrik

  bentuk            : bersegmenna
  warna             : biru pucat keunguan
·              Kromatin          : kasar lebih kompak
·              Sitoplasma        : luas                 : relative lebih lebar

Jumat, 27 Mei 2011

PELAYANAN TRANSFUSI DARAH


PELAYANAN TRANSFUSI DARAH
PENDAHULUAN
Strategi Palang Merah Indonesia (PMI) dalam visinya menetapkan agar dikenall secara luas sebagai organisasi kepalangmerahan dalam memberikan pelayanan kepada yang membutuhkan secara efektif dan tepat waktu dengan semangat kenetralan dan kemandirian.
Meskipun kegiatan transfusi darah sudah dirintis sejak masa perjuangan revolusi oleh PMI, namun baru melalui Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1980, pemerintah menetapkan peran PMI sebagai satu-satunya organisasi yang ditugaskan untuk melaksanakan kegiatan transfusi darah di Indonesia.. Tugas ini ditegaskan pula melalui SK.Dirjen Yan Med No. 1147/ YANMED/RSKS/1991, tentang Petunjuk Pelaksana Peraturan Menteri Kesehatan No. 478/Menkes/Per/1990 tentang upaya kesehatan di bidang Transfusi Darah.
Target pelayanan transfusi darah adalah berupaya memenuhi kebutuhan darah yang bermutu, aman dan mencukupi serta dapat diperoleh dengan harga yang terjangkau.
Kini, kegiatan tersebut dapat dilayani di 165 Unit Transfusi Darah Pembina Darah dan Cabang tingkat Propinsi dan Daerah Tingkat II, yang tersebar di seluruh Indonesia. Hingga sekarang jumlah darah yang terkumpul baru sekitar 0,47% dari jumlah penduduk Indonesia, idealnya jumlah darah yang tersedia adalah berkisar 1% dari jumlah penduduk Indonesia.
Darah diperoleh dari sumbangan darah para donor darah sukarela maupun donor darah pengganti.
PROSEDUR TEKNIS PELAYANAN TRANSFUSI DARAH
Dalam melakukan pelayanan transfusi darah kepada masyarakat, PMI tidak hanya memfokuskan perhatiannya pada pendonor darah tetapi juga ke masyarakat yang pengguna darah. Karenanya menjadi penting untuk melakukan sosialisasi informasi mengenai beberapa hal yang berkaitan dengan masalah transfusi darah kepada masyarakat luas, seperti " Bagaimana menjadi donor darah; Prosedur permintaan Darah; Pengelolaan Darah dan "service cost" (lengkapnya lihat "Serba-Serbi Transfusi Darah" )
BLOOD SCREENING ( Pemeriksaan uji saring darah)
Blood screening (pemeriksaan uji saring darah) merupakan salah satu tahap di dalam pengelolaan darah yang dilakukan PMI untuk mendapatkan darah yang betul-betul aman bagi pengguna darah (orang sakit).
Bahkan, untuk menghindari tercemarnya darah dari HIV, pemerintah mengeluarkan surat keputusan Menkes RI No.622/Menkes/SK/VII/1992 tentang kewajiban pemeriksaan HIV pada darah yang disumbangkan donor.
Pemeriksaan ini bersifat "mandatory", namun tidak bertentangan dengan resolusi Komisi HAM PBB, karena yang diperiksa bukan orang yang menyumbangkan darah melainkan darah yang akan ditransfusikan (prinsip unlinked Anonymous).
Saat ini tiap Unit Transfusi Darah Cabang (UTDC) telah melakukan uji saring terhadap 4 penyakit menular berbahaya yaitu syphilis, hepatitis B & C dan HIV/AIDS. Apabila ada donor darah yang dicurigai terinfeksi dengan hasil test yang mendukung, maka dirujuk ke UTDP untuk dilakukan test ulang darah donor tersebut. Hasilnya dikembalikan ke UTDC yang bersangkutan.

Berhubung tindakan selanjutnya masih di bawah wewenang Depkes, maka PMI bekerjasama dengan RSCM untuk melakukan test Western Blot yaitu pemeriksaan untuk memastikan seseorang tersebeut reaktif atau tidak. Di UTDD DKI Jakarta apabila dicurigai adanya infeksi HIV/AIDS maka dilakukan rujukan pasien ke LSM Yayasan Pelita Ilmu yang menangani Konseling dan Terapi.
Konseling Donor Darah
Khusus mengenai konseling sebenarnya UTD PMI telah mencoba untuk melakukan pre dan post konseling untuk hasil pemeriksaan darah yang positif terjangkit Sifilis, Hepatitis B & C. Dalam tahap pre konseling, sebelum pemeriksaan para donor diberitahu disertai penjelasan yang benar dan mendapat persetujuan dari yang bersangkutan melalui lembar Inform Consent, bahwa jika hasil darahnya reaktif atau positif maka darah tersebut tidak akan digunakan untuk transfusi.
Sedangkan pada tahap Post Konseling, setelah hasil pemeriksaan darah donor dinyatakan positif, maka diadakan pemanggilan kepada yang bersangkutan melalui pos. Namun untuk kasus HIV dipanggil langsung. Kemudian diberitahukan kepada yang bersangkutan untuk tidak menjadi donor darah:
+ sampai hasil pemeriksaan darahnya negative pada sifilis ,
+ atau tidak menjadi donor darah untuk selamanya bagi pengidap HIV dan Hepatitis B&C.
Khusus untuk HIV, konseling belum dapat dilakukan karena:
+ Prinsip Unlinked Anonymous
+ Belum siapnya seluruh UTDC dan Pemerintah untuk melakukan konseling dan terapinya
KEBIJAKAN PMI MENGENAI HIV/AIDS
Sebagai bagian dari upaya penanggulangan HIV/AIDS secara nasional, PMI sebagai anggota Asian Red Cross and Red Crescent Task Force on AIDS (ART) memfokuskan kegiatan pencegahan secara nasional melalui:
§                    Penyediaan darah aman HIV/AIDS sesuai prosedur tetap (PROTAP)/SOP/PKS = Prosedur Kaya Standar. Sebagai upaya pencegahan HIV tersebut, 169 Unit Transfusi Darah Cabang (UTDC) PMI telah melakukan uji saring terhadap darah donor.
§                    Khusus DKI Jakarta memberikan pelayanan konseling terbatas kepada pendonor darah pada pra dan post saring darah terhadap HIV, melalui kerjasama dengan yayasan kesehatan dan LSM Perduli HIV/AIDS. Juga diupayakan agar kebijakan Pemerintah akan "unlinked anonymous" dapat ditiadakan secara bertahap dimulai dari kota-kota rawan HIV/AIDS.
§                    Memberikan bantuan perawatan keluarga bagi ODHA, dan dukungan lainnya sesuai kebutuhan.
§                    Memantapkan program Pendidikan Remaja Sebaya (PRS) dan Pendidikan Wanita Sebaya (PWS) dalam upaya meningkatkan ketahanan keluarga serta mengembangkan sikap anti stigma dan non-diskriminatif terhadap ODHA. Diadakan juga pengembangan PRS ke daerah luar Jawa, Bali dan NTB, serta pengembangan ke kelompok sasaran lain terutama kepada kelompok yang beresiko seperti anak jalanan, pekerja seks komersial dan pengguna Napza (Narkotika dan Zat Adiktif) terutama di Jawa, Bali dan NTB.
Semuanya itu merupakan wujud dari pelaksanaan kebijakan Federasi Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional terhadap penanggulangan HIV/AIDS melalui tiga pendekatan: promotif, preventif, serta upaya perawatan dan dukungan.
Dalam pendekatan promotif PMI secara simultan melakukan sosialisasi pesan dari kampanye anti stigma dan diskriminasi terhadap ODHA dan keluarganya. Hal itu dilakukan lewat serangkaian kegiatan seperti seremoni tutup mata, penerbitan leaflet, stiker, siaran interaktif di radio, serta pemuatan tulisan mengenai HIV/AIDS di website PMI (www.palangmerah.org) dan IFRC (www.ifrc.org)
Dalam upaya preventif, PMI menerapkan prosedur uji saring darah dan program pendidikan remaja dan wanita sebaya (PRS & PWS). Untuk kasus HIV reaktif setelah uji saring darah, kebijakan Pemerintah hingga dalam pemeriksaan saat ini tetap Unlinked Anonymous, artinya UTD PMI hanya memeriksa darah donor tanpa mengetahui atau memeriksa donornya (individu atau penderita).
Konseling
Pemerintah (Depkes) masih menerapkan Unlinked Anonymous karena hingga saat ini pemerintah belum sanggup menangani konseling penderita HIV dan belum mampu menyediakan pengobatan yang murah untuk ODHA. Hal inilah yang masih menjadi kendala hingga saat ini sehingga UTD PMI yang sudah mampu mencoba membantu dengan melakukan konseling terbatas hanya kepada pendonor darah.
Saat ini baru UTDD DKI Jakarta yang dalam waktu dekat ini akan melakukan pre dan post konseling untuk Sifilis, Hepatitis B&C serta HIV yang akan ditangani oleh beberapa konselor di UTDD DKI yang telah terlatih.
Khusus untuk penanganan kasus HIV, UTDD DKI telah bekerjasama dengan Yayasan Pelita Ilmu (YPI) yaitu membuat jaringan rujukan dan memberikan pelatihan bagi konselor. Kerjasama ini telah berlangsung selama beberapa bulan dengan cara merujuk kasus HIV reaktif ke YPI untuk konseling, penanganan dan pengobatan lebih lanjut.
Bagi penderita HIV Positif yang pernah menjadi donor darah dan telah bergabung dengan YPI akan memberitahu UTDD DKI bahwa dirinya pernah menjadi donor dan berpesan agar darahnya jangan lagi digunakan untuk transfusi. Para ODHA (orang yang hidup dengan HIV/AIDS) ini sangat efektif jika turut dilibatkan sebagai penyuluh sebagai upaya preventif HIV/AIDS.
Sedangkan dalam hal perawatan dan dukungan terhadap ODHA dan keluarganya PMI telah berusaha membantu yaitu dengan :
1.                Klinik Kesehatan Terpadu (Drop in Centre) di PMI Cabang Sorong,
2.                Pengobatan gratis bagi masyarakat miskin dan anak jalanan terutama  bagi penyakit menular seksual di PMI Cabang Jawa Tengah,
3.                Pelatihan perawatan keluarga atau orang sakit di rumah termasuk perawatan ODHA yang diikuti oleh keluarga ODHA yang membutuhkan.

KEBIJAKAN PMI DALAM PROGRAM TERPADU PEMERINTAH " ALIANSI PITA PUTIH INDONESIA (APPI)"
Aliansi Pita Putih Indonesia (APPI) merupakan gabungan dan kerjasama berbagai elemen yang memiliki latar belakang berbeda yang bersifat homogen dalam misi dan visi. Aliansi ini dibangun atas dasar kesetaraan dan kebersamaan serta kepedulian terhadap upaya penyelamatan ibu hamil, melahirkan, nifas dan bayi yang dilahirkan. Dan PMI khususnya Unit Transfusi Darah termasuk salah satu jaringan kerja yang dimiliki oleh APPI.
PMI dalam APPI mengambil peran sebagai faktor pendukung yakni dalam hal menyediakan ketersediaan darah. UTD sebagai bagian dari PMI, berperan dalam mengatasi faktor klinis tersebut, di antaranya dengan memberikan pelayanan tepat waktu dan aman, sehingga ibu dan bayi selamat. Sehingga PMI yang tergabung dalam Komite KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) berperan dalam menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia di masa yang akan datang.

1. DONOR DARAH
a. Syarat-syarat Teknis Menjadi Donor Darah :
§                    umur 17 - 60 tahun
( Pada usia 17 tahun diperbolehkan menjadi donor bila mendapat ijin tertulis dari orangtua. Sampai usia tahun donor masih dapat menyumbangkan darahnya dengan jarak penyumbangan 3 bulan atas pertimbangan dokter )
§                    Berat badan minimum 45 kg
§                    Temperatur tubuh : 36,6 - 37,5o C (oral)
§                    Tekanan darah baik ,yaitu:
Sistole = 110 - 160 mm Hg
Diastole = 70 - 100 mm Hg
§                    Denyut nadi; Teratur 50 - 100 kali/ menit
§                    Hemoglobin
Wanita minimal = 12 gr %
Pria minimal = 12,5 gr %
§                    Jumlah penyumbangan pertahun paling banyak 5 kali, dengan jarak penyumbangan sekurang-kurangnya 3 bulan. Keadaan ini harus sesuai dengan keadaan umum donor.
b. Seseorang tidak boleh menjadi donor darah pada keadaan:
§                    Pernah menderita hepatitis B
§                    Dalam jangka waktu 6 bulan sesudah kontak erat dengan penderita hepatitis
§                    Dalam jangka waktu 6 bulan sesudah transfusi
§                    Dalam jangka waktu 6 bulan sesudah tattoo/tindik telinga
§                    Dalam jangka waktu 72 jam sesudah operasi gigi
§                    Dalam jangka wktu 6 bulan sesudah operasi kecil
§                    Dalam jangka waktu 12 bulan sesudah operasi besar
§                    Dalam jangka waktu 24 jam sesudah vaksinasi polio, influenza, cholera, tetanus dipteria atau profilaksis
§                    Dalam jangka waktu 2 minggu sesudah vaksinasi virus hidup parotitis epidemica, measles, tetanus toxin.
§                    Dalam jangka waktu 1 tahun sesudah injeksi terakhir imunisasi rabies therapeutic
§                    Dalam jangka waktu 1 minggu sesudah gejala alergi menghilang.
§                    Dalam jangka waktu 1 tahun sesudah transpalantasi kulit.
§                    Sedang hamil dan dalam jangka waktu 6 bulan sesudah persalinan.
§                    Sedang menyusui
§                    Ketergantungan obat.
§                    Alkoholisme akut dan kronik.
§                    Sifilis
§                    Menderita tuberkulosa secara klinis.
§                    Menderita epilepsi dan sering kejang.
§                    Menderita penyakit kulit pada vena (pembuluh darah balik) yang akan ditusuk.
§                    Mempunyai kecenderungan perdarahan atau penyakit darah, misalnya, defisiensi G6PD, thalasemia, polibetemiavera.
§                    Seseorang yang termasuk kelompok masyarakat yang mempunyai resiko tinggi untuk mendapatkan HIV/AIDS (homoseks, morfinis, berganti-ganti pasangan seks, pemakai jarum suntik tidak steril)
§                    Pengidap HIV/ AIDS menurut hasil pemeriksaan pada saat donor darah.
2. BAGAIMANA MENDAPATKAN DARAH
a. Prosedur Permintaan Darah
§                    Dokter yang merawatlah yang menentukan pasien membutuhkan darah atau tidak
§                    Membawa formulir khusus rangkap 4 atau 5 untuk permintaan darah yang telah diisi oleh dokter yang merawat disesrtai contoh darah pasien dengan identitas yang jelas.
§                    Formulir dan contoh darah tersebut dikirim ke Bank Darah di rumah sakit atau laboratorium UTDC PMI setempat. Untuk Daerah Jakarta, darah dapat diperoleh di UTDD PMI DKI Jakarta, Jl. Kramat Raya No.47, apabila persediaan darah yang diminta oleh dokter tidak ada di bank darah rumah sakit tmaka bawalah donor pengganti ke UTDC setempat.
§                    Atas dasar permintaan dokter di RS tersebut UTDC melakukan pemeriksaan reaksi silang antara contoh darah donor dengan contoh darah pasien, yang memakan waktu lebih kurang 1,5 jam.
§                    Pemeriksaan ini mutlak harus dilakukan walaupun golongan darah pasien dengan golongan darah donor sama. Bila dalam pemeriksaan silang tidak terdapat kelainan maka barulah darah donor diberikan kepada pasien. Bila pada pemeriksaan ditemukan kelainan atau ketidakcocokan perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk mencari sebab kelainan atau ketidakcocokan tersebut.


§                    MOBIL UNIT
Untuk penyumbangan berkelompok, mobil unit baru dapat melayani permintaan untuk menjadi donor darah sukarela jika minimal ada 40 orang perkelompok.
Wilayah di luar DKI Jakarta, dapat menghubungi Unit-Unit Transfusi Darah PMI Cabang , seperti berikut :
3. PENGELOLAAN DARAH & BIAYA PENGGANTIAN PENGELOLAAN (Service Cost )
Upaya kesehatan Transfusi Darah adalah upaya kesehatan yang bertujuan agar penggunaan darah berguna bagi keperluan pengobatan dan pemulihan kesehatan . Kegiatan ini mencakup antara lain :pengerahan donor,penyumbangan darah, pengambilan, pengamanan, pengolahan, penyimpanan, dan penyampaian darah kepada pasien.

Kegiatan tersebut harus dilakukan dengan sebaik-baiknya sesuai standar yang telah ditetapkan, sehingga darah yang dihasilkan adalah darah yang keamanannya terjamin. Demikian juga dengan donornya, donor yang menyumbagkan darahnya juga tetap selalu sehat.

Kelancaran pelaksanaan upaya kesehatan transfusi darah di atas sangat terkait dengan dukungan faktor ketenagaan, peralatan, dana dan sistem pengelolaannya yang hakikatnya kesemuanya itu memerlukan biaya.

Biaya yang dibutuhkan untuk proses kegiatan tersebut diatas adalah biaya pengelolaan darah ( Service Cost) , yang pada prakteknya manfaatnya ditujukan kepada pengguna darah di rumah sakit. Penarikan service cost/biaya pengelolaan darah untuk pemakaian darah dilakukan semata-mata sebagai penggantian pengelolaan darah sejak darah diambil dari donor sukarela sampai darah ditransfusikan pada orang sakit dan bukan untuk membayar darah.

Pengelolaan Darah
Yang dimaksud dengan pengelolaan darah adalah tahapan kegiatan untuk mendapatkan darah sampai dengan kondisi siap pakai, yang mencakup antara lain :
§                    Rekruitmen donor.
§                    Pengambilan darah donor.
§                    Pemeriksaan uji saring.
§                    Pemisahan darah menjadi komponen darah.
§                    Pemeriksaan golongan darah.
§                    Pemeriksaan kococokan darah donor dengan pasien.
§                    Penyimpanan darah di suhu tertentu
§                    Dan lain-lain.
Untuk melaksanakan tugas tersebut dibutuhkan sarana penunjang teknis dan personil seperti :
§                    Kantong darah.
§                    Peralatan untuk mengambil darah.
§                    Reagensia untuk memeriksa uji saring, pemeriksaan golongan darah, kecocokan darah donor dan pasien.
§                    Alat-alat untuk menyimpan dan alat pemisah darah menjadi komponen darah.
§                    Peralatan untuk pemeriksaan proses tersebut.
§                    Pasokan daya listrik untuk proses tersebut dan
§                    Personil PMI yang melaksanakan tugas tersebut
Peranan ketersediaan prasarana di atas sangat menentukan berjalannya proses pengolahan darah. Untuk itu pengadaan dana menjadi penting dalam rangka menjamin ketersediaan prasarana tersebut, PMI menetapkan perlunya biaya pengolahan darah ( service cost).
"Service Cost "
Besarnya jumlah Service Cost yang ditetapkan standar oleh PMI adalah sebesar Rp 128.500,- Namun demikian dalam prakteknya di beberapa rumah sakit, terutama swasta, jumlahnya bisa disesuaikan dengan keadaan RS-nya. oleh karena adanya kebijakan "subsidi silang". Bagi yang tak mampu, pembebasan service cost juga dapat dikenakan sejauh memenuhi prosedur administrasi yang berlaku.
"Service cost" tetap harus dibayar walaupun pemohon darah membawa sendiri donor darahnya. Mengapa demikian? Karena bagaimanapun darah tersebut untuk dapat sampai kepada orang sakit yang membutuhkan darah tetap memerlukan prosedur seperti tersebut diatas.

Demikian pula Service Cost tetap ditarik walaupun PMI telah menerima sumbangan dari masyarakat karena hasil sumbangan masyarakat tersebut masih jauh dari mencukupi kebutuhan operasional Unit Darah Daerah PMI DKI Jakarta.
Penarikan service cost di Jakarta khususnya dapat dilakukan di :
+ Rumah Sakit
Rumah sakit yang sudah mempunyai Bank Darah atau yang belum mempunyai Bank Darah tetapi permintaan darahnya banyak.
Kemudian UTDD PMI DKI akan menagih setiap bulan ke rumah sakit tersebut, berdasarkan jumlah pemakaian darah.

+ UTDD ( Unit Transfusi Darah Daerah ) PMI DKI Jakarta
Untuk rumah sakit-rumah sakit yang letaknya jauh dari UTDD dan permintaan darahnya sedikit/jarang maka service cost akan ditarik langsung oleh UTDD.
Setiap pembayaran service cost disertai tanda bukti pembayaran yang sah dari rumah sakit atau dari UTDD PMI DKI Jakarta.
4. PEMAKAIAN DARAH
+ Pemecahan Darah menjadi Komponen
Darah terdiri dari bagian-bagian atau komponen darah dengan fungsinya masing-masing. Komponen-komponen darah yang penting adalah eritrosit, leukosit, trombosit, plasma dan faktor pembekuan darah. Dengan kemajuan teknologi kedokteran, komponen-komponen darah tersebut dapat dipisah-pisahkan dengan suatu proses.
+ Pengguna Darah sesuai Komponen
Keuntungan terapi komponen darah, bagi penderita jelas, oleh karena hanya menerima komponen darah yang dibutuhkan.
Darah dapat pula disimpan dalam bentuk komponen-komponen darah yaitu: eritrosit, luekosit, trombosit, plasma dan faktor-faktor pembekuan darah dengan proses tertentu yaitu dengan Refrigerated Centrifuge.
5. GOLONGAN DARAH
Apakah Golongan Darah itu?
Golongan darah ditentukan adanya suatu zat/antigen yang terdapat dalam sel darah merah. Dalam system ABO yang ditemukan Lansteiner tahnu 1900, golongan darah dibagi:
Gol
Sel Darah Merah
Plasma
A
Antigen A
Antibodi B
B
Antigen B
antibodi A
AB
Antigen A & B
tak ada antibodi
O
Tak ada antigen
Antibodi Anti A & Anti B